Penulis : Morra Quatro
Editor : Kinanti Atmarandy
Desainer cover : Jeffri Fernando
Penerbit : GagasMedia
ISBN : 979-780-432-1
Cetakan kedua, 2010
266 halaman, hardcover
“Some mistakes need to be punished. Some need to be forgiven.”DIALAH YANG PERTAMA.
Maniak Fisika. Pengagum Albert Einstein. Setia kawan. Si iseng dan suka usil, kalau sisi kekanak-kanakannya sedang kumat. Karla bisa menyebutkan sederet lagi hal unik tentang Will. Betapa tidak, selama bertahun-tahun, laki-laki itu adalah sahabat terbaiknya. Dan bagi Will, dia adalah tempat berbagi rahasia dan mimpi-mimpi yang tak sembarang orang tahu. Namun, siapa sangka, ternyata itu tak cukup untuk membuatnya merasa mengenal laki-laki itu.
DIALAH SATU-SATUNYA.
Tak ada yang bisa menggantikan Will. Ke mana pun dia pergi, dengan siapa pun diaakrab, Will tetap yang paling spesial. Seperti bintang Polaris yang selalu berada di utara Bumi, demikianlah keberadaan Will di hati Karla. Selamanya.
DIA, YANG TAK TERLUPAKAN.
Kepergian Will tak ubahnya bagaikan El Nino—memporakporandakan hati Karla habis-habisan.Jarak membuat rindu Karla merajalela. Dia kehilangan bagian terbaik dalam hidupnya. Tapi perasaan kehilangan itu tak seberapa dibanding rasa kaget saat mendengar berita buruk tentang Will. Karla mendengarkan suara hatinya sekali ini—dia tak akan membiarkan Will menghadapi semua itu seorang diri....
FORGIVEN, sebuah kisah tentang lelaki pemuja Champagne Supernova dan perempuan yang selalu menanti bintang itu.
Karla, William, Alfan, Wahyu, Robby dan Laut. Mereka berenam adalah sahabat. Sederhana, karena rumah mereka searah, berdekatan dan sama-sama naik sepeda ke sekolah.
Karla dan Alfan berpacaran, tetapi tidak mengubah fakta bahwa William tetap jadi sahabat terbaik Karla. Kisah mereka bermula dari kenakalan remaja, saat masa-masa putih abu-abu.
Tentang William si maniak fisika, yang berambisius meraih nobel dengan obsesinya di nuklir.
Kisah mereka merajut, hingga takdir berhenti membawanya.
Dibuka dengan prolog Will dan Karla yang bertemu di ruang jenguk sebuah penjara di Massachusetts, hingga kemudian dibawa ke sepuluh atau sebelas tahun lalu cerita mereka dimulai.
Ini kali pertama saya membaca novel kak Morra Quatro—iya, benar ini nama aslinya. Dan Forgiven sukses membuat saya kagum karena ini adalah novel debutnya. Novel ini terbit tahun 2010, dan saya baru membacanya di tahun 2016. Terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali, kan? Walau begitu saya bersyukur, bisa berkesempatan membacanya. Terimakasih kak Afifah untuk buntelannya! Novel sejenis ini lah yang saya cari! Rasanya pahit, tapi manis. Juga cerdas!
Saya dibuat jatuh cinta dengan cara penulis yang berpikir out of the box, dan membuat terobosan baru tentang kisahnya. Kisah tentang sahabat-yang-menyimpan-rasa memang sudah menjamur. Tetapi kak Morra membuat hal itu terasa berbeda. Sesuatu yang gila—dalam artian baik!
Saya kagum dengan alurnya. Benar-benar di luar ekspetasi saya. Sungguh, saya sempat terkecoh dan salah menebak di bagian ending.
“Kamu tau, Tuhan nggak menentukan nasib. Tuhan cuma memberi orang beberapa karakteristik, seperti elektron dan proton dan neutron dalam alam. Sisanya berjalan seperti hukum alam. Semua orang punya pilihan untuk menarik garis hidup mereka masing-masing. Sometimes, we make bad choices.”
Saya suka dengan tokohnya yang sangat me-remaja. Mengaitkan dengan fakta di dunia nyata. Seperti kenakalan remaja, dan isu teroris saat itu. Poin tambah, bagi saya.
Tokoh buatannya itu nyata. Menurut saya, pasti ada orang yang seambisius William Hakim. Ada. Pun dengan tokoh-tokoh lainnya.
Ah, saya jadi ingat teman yang pernah berambisi seperti Will—Nuklir. Semoga kisah mereka berujung beda.
“Karena rotasi dan revolusi bumi itu benda-benda langit terlihat tidak tetap. Tapi ada satu bintang yang letaknya terus sama dari bumi. Tau...?”
“Enggak.”
“The North Star. Polaris.”
Kalau kamu mencari novel remaja dengan rasa beda, saya sarankan untuk membaca novel ini. Tidak menye-menye, dan sarat makna. Highly recommended!
“Akhirnya, ada beberapa hal yang nggak aku ahli ‘kan, K. I can’t tell you how I love you. That’s just—way beyond my vocabulary.”Empat sayap, untuk kisahnya!
Ohiya, saya dengar kak Morra sudah menelurkan novel barunya. Semoga kesampaian membacanya!
P.s : Terimakasih kak Afifah sudah memberi saya kesempatan untuk membaca novel sebagus ini! Terimakasih juga buntelannya!
0 komentar:
Posting Komentar