Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2016
Halaman : 287
“Aku mohon, Kay,” kata Wira tak tahan lagi melihat Kayla yang sudah kuyup. “Apa pun selain hujan.”—hlm. 217
Agar bisa terus melangkah, Wira meninggalkan semuanya. Ia meninggalkan kota tempat tinggalnya. Meninggalkan mimpi terbesarnya. Bahkan, meninggalkan perempuan yang disayanginya.
Namun, seberapa pun jauh langkah Wira meninggalkan mimpi, mimpi itu justru semakin mendekat. Saat ia sedang berusaha keras melupakan masa lalu, saat itulah ia bertemu Kayla.
Pertemuan itu mengubah segalanya.
Namanya Wirawan Gunadi, seorang taekwondoin yang membenci hujan—setelah Jakarta Cup Open Tournament 2013. Setelah tragedi yang merenggut sahabatnya. Setelah masa lalu yang memaksanya melepaskan mimpi, dan kehidupannya.
Tetapi harusnya Wira ingat, semakin keras Ia mencoba melupakan, semakin mudah juga Ia mengingatnya. Benar saja, ditengah pelariannya, Wira bertemu dengan Kayla—secara tidak sengaja. Pertemuan itu merubah segalanya. Membawanya kembali mencium masa lalunya.
Dan selain Kayla, semua orang yang ditemui Wira dalam pelariannya membantu Wira mengikhlaskan masa lalunya. Semua merajut dan melepaskan simpul yang mengurung Wira dalam kenangan buruknya. Termasuk Sarang, kucing ‘bersama’ Kayla dan Wira.
Ini bukan kali pertama aku membaca karya kak Orizuka. Dan selalu suka! Apa Pun Selain Hujan berkisah tentang tokoh yang terjerat dengan masa lalunya. Dengan hujan yang selalu dikaitkan dengan kenangan. Walau banyak bertema sama, tetapi novel ini punya rasa yang beda. Seperti caranya menyelesaikan konfliknya dengan sukses. Dan pemaparan penyelesaiannya juga cukup memuaskan.
Tokoh dan penokohannya juga tidak sempurna—seperti manusia pada kodratnya. Tetapi menyempurnakan kisah dalam buku ini. Mereka punya cara masing-masing membuat Wira berdamai dengan masa lalunya.
Berkisah tentang taekwondo, deskripsi aksinya sangat jelas dan mudah diimajinasikan. Lebih-lebih tentang gaya menulis kak Orizuka yang mengalir, lincah dan renyah! Sesekali ada kutipan canda dalam obrolan para tokohnya, sukses membuat saya senyum-senyum sendiri saat membacanya.
Dan tentang riset, saya pikir memuaskan. Saya merasakan benar kehidupan Malang, masa-masa perkuliahan dan ketegangan di arena pertandingan. Juga taekwondo yang berhasil penulis kenalkan sebagai hal baru buat pembaca seperti saya. Singkatnya, penyelipan semua settingnya tersampaikan dan tidak terkesan memaksakan.
“....semua orang pernah berbuat kesalahan. Kalian juga harus belajar memaafkan diri sendiri.”—hlm. 268Empat medali emas dan satu medali perak buat kisahnya!
P.s : Terimakasih Gagas Media hadiah #TanyaPenulis-nya!
1 komentar:
Aku selalu suka rainy story seperti ini. Bagiku, hujan pun memiliki filosofi tersendiri.
Ah, ini wishlist bangetlah pokoknya. Semoga bisa berjodoh secepatnya :))
Posting Komentar