Penulis : Rhein Fathia
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbitan : Maret 2015
"Sometimes, love is about facing your biggest fear, Darling." -hlm. 264
Kupandangi kamu dengan wajah memelas. Berharap kamu mau menyingkap apa yang sedang kita alami sekarang. Kamu tetap pada pendirianmu, bungkam. Pura-pura tak ada hal besar yang baru saja terjadi.
Bagaimana mungkin semua baik baik saja? Di hari pertunangan kita, segerombolan orang menyerbu rumah. Tembakkan diletuskan. Peluru. Jeritan orang-orang. Dan, kamu membawaku kabur masih dengan kebaya imoian yang kini terasa menyiksa dipakai di saat yang tak sepantasnya.
Hari yang seharusnya bahagia, menjelma tegang dan penuh tanya. Kenapa kita harus lari? Belum cukupkah aku mengenalmu sejauh ini?
Aku tak siap menyambut kenyataan. Tak siap jika harus kehilangan. Tak kuat menahan rasa takut yang berkepanjangan.
Sesuai blurb, kisah ini tentang aku dan kamu--Kara dan Zeno. Selama ini, Kara hanya mengenal Zeno sebagai arsitek. Dan saat hari pertunangannya, segerombolan orang menyerbu rumah, tempat pertunangan mereka. Barulah sejak saat itu Kara tahu bahwa Zeno memiliki kehidupan lain. Kehidupan penuh bahaya, yang pernah menjadi trauma bagi Kara.
Oke, maaf untuk (sangat) keterlambatannya atas review ini. Kesibukan baca, lupa untuk mereview. Jadi, membaca ulang deh. Tapi gak masalah, kisahnya masih menarik diikuti sekalipun re-read. Mungkin karena ingatan lama saya habis termakan waktu, hehe.
Ini genre favorit saya. Dan ni novel pertama kak Rhein Fathia yang saya baca. Bisa dibilang, beliau sukses dengan first impression yang melebihi ekspetasi saya sebelumnya.
Mengangkat genre romance-action, merupakan sesuatu yang cukup berani. Jarang-jarang saya menemukan novel lokal bergenre sama. Walaupun begitu, Gloomy Gift tidak kalah dengan novel luar, kok. Cukup menarik untuk diikuti!
Porsi romance dan actionnya pas, seimbang. Scene actionnya rapi. Penggambaran karakter antar tokohnya juga cukup kuat. Pun dengan Chemistry antara Kara dan Zeno. Zeno yang seakan diciptakan untuk melindungi Kara--yang membutuhkan perlindungan baru setelah kepergian papanya.
"Satu serbuan, tiga tembakan, dikuntit, dan tenggelam, apa sekarang aku boleh tahu bagaimana situasi yang sedang kita hadapi?"
"Situasi apa pun, aku hanya ingin kamu menurut dan tidak lepas dari pengawasanku."
"Kenapa?"
"There's no safer place in world than right here with me, Kara." - hlm.152Plot yang disusun pun tidak bertele-tele, bahkan candu ingin membuka halamannya lagi, dan lagi. Akan ada banyak twist yang diselipkan diantara alurnya. Telebih ketika hampir menuju epilog!
Saya suka endingnya. Terlepas dari happy ending atau sad ending, saya pikir itu penutup terbaik! Tetapi jika ada sekuelnya, saya tidak menolak, kok. Ehehe.
Overall, tentu saja saya suka novelnya. Sangat. Terimakasih kisah kasih Kara dan Zeno-nya, Kak!
Worth 4,5 from 5!
P.s : Terimakasih post card dan tanda tangannya, Kak Rhein Fathia.
P.s.s : Terimakasih novelnya, Kak Pradita Seti.
1 komentar:
aku udah pernah baca karya kak Rhein, memang memuaskan :D
yang ini belum, jadi pengen baca :D
Posting Komentar