Penulis : Irene Dyah
Editor : Donna Widjajanto
Desain sampul : Orkha Creative
Desain isi : Nur Wulan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan pertama, Februari 2016
“Berlatihlah melepaskan orang-orang yang kamu sayangi. Kita bukan pusat dunia. Tidak bisa selamanya memaksa orang-orang itu beredar mengelilingimu, seperti planet mengitari matahari.” --hlm. 152
Apa yang akan kaulakukan bila sendirian di negeri asing, di tengah pasar yang sibuk, dan menemukan seorang lelaki tampan tekun menguntitmu?
Nada, si gadis pingitan yang melarikan diri dari Jakarta, memutuskan melakukan tindakan ekstrem: menghajar lelaki itu dengan tasnya dan berteriak, “Copeeet!” karena jelas lelaki itu bukanlah Pangeran Maroko yang tengah menyamar!
Haykal, pria malang yang dipukulinya itu, ternyata bukan copet. Namun, dia memiliki misi lain yang membuat Nada membencinya berkali-kali lipat. Misi yang akhirnya terbongkar gara-gara sebuah foto buram lima cowok dalam kostum cheerleader. Semua semakin kacau, apalagi Nada juga ingin menyelesaikan misinya menggagalkan sebuah pernikahan.
Apakah labirin merah bata kota Marrakesh akan mengizinkan keduanya menyelesaikan misi bersama?
Ini novel kedua kak Irene Dyah yang saya baca. Dan yah, perkembangannya sudah cukup pesat dari yang sebelumnya. Gaya menulisnya terkesan sangat lincah disini. Cukup mengalir dan mampu membawa pembaca terhanyut dalam kisah buatannya. Renyah dan me-remaja!
Marrakesh, salah satu kota di Maroko itu menjadi tempat pelarian Nada. Tidak ada alasan khusus, mengapa negara antimainstream itu menjadi pilihannya. Yang dia tahu; dia hanya perlu melarikan diri dari Jakarta, dari orang yang dia sayang. Dan yang tahu semua rencananya ini hanya Rania, sahabatnya.
Tetapi saat di Marrakesh, rencananya berantakan. Awalnya, Nada hanya ingin menikmati fasilitas hotel. Tidak ada tujuan wisata khusus yang terdatar dalam rencananya. Tetapi, ada yang menguntitnya saat di souk. Siapa dia? Bukankah tidak ada yang tahu Nada di sini selain Rania? Nada mencoba bersembunyi, tapi gagal. Dan saat penguntit itu mendekat, ia langsung menghajarnya dengan tas dan berteriak copet!
Siapa yang tidak kaget ketika penguntit itu yang ternyata lelaki tampan, lebih lagi ketika balik meneriakinya dengan bahasa Indonesia! Namanya Baztar, bukan Nastar, atau Bazaar, apalagi Bastard! Sebut saja Haykal, setidaknya aura ketampanannya lebih keluar dengan nama ini.
Pada akhirnya, kejadian di pasar--souk tadi berujung ikatan pertemanan keduanya. Nada yang manja dan keras kepala, sangat kontras dengan sifat Haykal. Sekalipun bagi Nada, Haykal lah yang aneh!
Haykal ke Marrakesh untuk tuntutan pekerjaan sebagai travel writer. Nah, dari karena itu, Haykal mengajak Nada ikut dalam kegiatannya. Tapi siapa Haykal sebenarnya? Untuk apa dia mendekati Nada?
"Trust me, it will be a magical experience!"
"Oke, berikan alasan kenapa aku harus kesana,"
"Karena kamu belum pernah ke padang pasir, tentu saja!"
"Wah ngomong-ngomong, aku juga belum pernah masuk ke kawah gunung berapi. Apakah aku juga harus kesana?" -hlm. 48
Sebenarnya plotnya sangat sederhana. Hanya saja penulis mampu meramu dan mengemasnya dengan menarik dan apik!
Tetapi saya sedikit kecewa dengan konfliknya yang hanya meruncing pada pertengkaran batin Nada. Penyelesaian dan pemaparannya juga kurang digali. Akan lebih menarik jika dibuat sedikit rumit, mungkin.
Terlepas dari itu, Kak Irene masih sama; tokoh buatannya berkarakter kuat. Saya dibuat jatuh hati pada karakter Haykal. Dan merasa gemas, dengan karakter Nada. Singkatnya, chemistry keduanya tersampaikan.
Tentang setting; tempat, suasana, dan budayanya sangat kental khas Maroko. Pembaca akan dibuat seakan sedang menjelajahi Marrakesh.
Tetapi, saya masih menemukan beberapa typo. Tidak menganggu alur, kok. Ini beberapa yang saya catat:
Tapi, apa bisa membangun usaha hanya dengan sepuluh pelangan? -hlm. 65
Kata pelangan seharusnya pelanggan.
"Maaf bila aku membuatku tidak nyaman." --hlm. 142
Mungkin yang dimaksud, membuatmu.
Dan pada chat Nada dan Rania,
Aku : Lagi pula, bagus kan, kamu jadi... --hlm. 174
Aku seharusnya Rania.
Yang sangat disayangkan, halamannya yang hanya 200-an. Rupanya, kecanduan saya dengan Nada-Haykal harus dipending sambil lalu menunggu lahirnya Love In The Blue City. Oke, saya akan sangat menunggunya!
Sekalipun ada sekuelnya, kisah dibalik cover merah menawan ini tidak menggantung, kok! Dibuat penasaran? Sudah pasti!
Seri Aroud with Love yang satu ini menawarkan hal yang tidak biasa. Yaitu latarnya di Afrika, Maroko. Sangat antimainstream!
Ada kebahagiaan istimewa yang hanya bisa kita dapatkan dari pasangan hidup, Nada. Dari orang yang kita cintai dan mencintai kita. Kebahagiaan itu tidak bisa digantikan oleh orang lain, baik orang tua, saudara, kawan yang paling dekat sekalipun. --HaykalWorth : 4/5
P.s : Terimakasih kak Irene, novel dan tanda tangannya!
P.s.s : Terimakasih kak Luckty atas kesempatan giveawaynya!
P.s.s.s : Ditunggu sekuelnya ya, Kak Irene!
0 komentar:
Posting Komentar