Penerbit : Kinomedia
Penulis : Rini Intama
Terbit : November 2014
ISBN : 978-602-71197-6-5
Halaman : viii + 113 hal
Kategori : Kumpulan Cerpen
Ada sepuluh cerpen yang terangkum di buku tipis tapi sarat makna ini. Ini tentang, "Kisah perempuan dan perjalanan sejarah yang menyimpan air mata." Hidup yang menyimpan luka! Tapi, hanya kubahas lima saja, ya! Selebihnya, beli bukunya aja. Gak bakal rugi, kok! ^^"Seperti lembaran kisah yang tak pernah dibaca orang hingga kesaksian sejarah yang tertulis dalam kertas-kertas, rapuh dan membusuk"
--Laki-laki bermata teduh--
"Katanya, cahaya indah hanya akan datang pada hati tanpa dendam," -pg.15Dibuka dengan kisah manis-pahit untuk 16 halaman pertama. Manis, karena menceritakan perjalanan yang tak biasa, ke Belgia! Pahit, karena ada 'dendam' yang membayangi.
--Tanah Leluhur--
Ini kisah berunsur sejarah, Batavia ketika abad ke-17.
"Serangkaian kisah telah kubawa ke tanah ini, tentang lautan samudera yang telah kutinggal jauh."-pg.23Tentang keluarga Tjoe Hok yang merupakan bagian dari sejarah yang pedih. Pedih karena pembantaian penjajah--Belanda--yang kejam dan terus menerus. Juga pedih karena kisah ini tak pernah dianggap. Tapi bagi saya, ini salah satu yang saya sukai! Penggambarannya sangat mendalam. Saya sendiri merasakan 'nyess' yang menggertak hati.
--A Yin--
"Aku ingin mati di atas tanah yang telah membesarkanku, aku ingin mati dengan ribuan kisah yang telah kusisip di sela bebatu tanah ini dan aku ingin mati dalam ayunan tehyan milik engkongmu,"-pg.35Lagi-lagi tentang Tjoe Hok, tapi ini berbeda! Bukan lagi Boen dan Kongnya, tapi A Yin--istrinya. Perempuan ini teguh pendirian. Baginya, bagaimanapun, ia harus tetap tinggal di tanah ini--tempat rumahnya berdiri. Bagaimanapun, dan sampai kapanpun, meski terkadang keadaan tak mengijinkan.
"Ada cinta yang telah kutanam di tanah ini!"-pg.34
--Sakura Berbunga di Tokushima--
Tentang rumah yang disebutnya 'Rumah Cinta', meski sebenarnya yang dimaksud adalah rumah panti jompo.
"Di rumah itulah aku belajar tentang waktu pada para orang lanjut usia yang menghabiskan hari dengan harapan indah yang terus menerus mereka rajut"-pg.44Lagi-lagi tentang luka, tentu saja. Kisah manusia yang menunggu janji cintanya.
"Cinta itu indah seperti bunga sakura saat berbunga"-pg.48
--Rahasia Sebuah Cermin--
"Aku tak mengerti harus bicara apalagi pada ibu ketika setiap kali aku bercerita tentang cermin itu, dia diam lalu menangis"--pg.53Benar. Ini tentang rahasia Mira dan leluhurnya. Tentang saksi bisu rentetan sejarah.
--Hantu Bersepatu Merah--
Cerita ini yang kusuka selain A Yin dan Tanah Leluhur. Tak sampai tiga lembar, memang. Tapi kisah ini benar-benar membuatku terkejut dengan akhir yang bukan hipotaseku sekalipun!
--Cincin--
"Sudah kau baca suratku?"
"Sudah."
"Lalu?" --pg.61
--Samin--
"Apakah cinta masih juga bisa bertahan karena terkikis oleh sekian masalah yang menyangkut perut?"-pg.75
--Jumirah, Emak, dan Lampu Merah--
"Lampu merah kesayangan Emak akan terus menyala, memberi banyak harapan"--pg.94
--Api--
Ditutup dengan kisah yang pahit-manis, lagi. Saya menyukainya! Benar-benar menyiratkan agar 'kita'--pembaca--untuk mensyukuri hidup sebagaimana mestinya. Pesannya benar-benar tersampaikan padaku, Kak Rini! :D
Kekurangannya mungkin typo. Dan untuk satu ini hanya di dominasi oleh typo spasi. Beberapa kalimat tidak ada spasinya, tentu saja sedikit merintangi saat membacanya. But, overall, tetep keren, kok!
Terimakasih tanda-tangannya, kak Rini^^
Terus menulis! :D Salut dengan karyanya yang menginspirasi((:
Terimakasih tanda-tangannya, kak Rini^^
Terus menulis! :D Salut dengan karyanya yang menginspirasi((:
2 komentar:
halo, selamat kamu masuk nominasi liebster award dari aku. muehehe.. semoga berkenan ya. :D
http://nilnilam.blogspot.com/2015/01/liebster-award-kali-pertama.html
Aduh, maaf kak nilam)): aku baru ngecek serius :'' Duh, gimana ya.. telat bangett ya, kak? Maaf,
Posting Komentar